Sebuah Catatan Semi Curhatan: Ada Keindahan di Balik PULSA (Pengenalan Umum Lingkungan Sosiologi dan Antropologi)
Semarang, Oktober 18, 2011
Pertama dan yang utama, saya sampaikan selamat kepada HIMA Sosiologi dan Antropologi, FIS, UNNES, atas tergelarnya rangkaian acara PULSA yang diselenggarakan pada 15-16 Oktober 2011 bertempat di Hotel Garuda, Kopeng, Kabupaten Semarang. Tak lupa, saya pribadi, ataupun jika boleh mewakili para angkatan uzur, menyampaikan rasa terimakasih yang sangat besar kepada Saudaraku Fajar Sumiyarso selaku Ketua Hima Sosiologi dan Antropologi masa bakti 2011-2012, Saudaraku Christian Galih selaku Ketua Panitia PULSA, serta saudara-saudaraku Trio Bar (Akbar, Barozi dan Baryadi), selaku Koordinator pelaksana PULSA, atas undangan kepada para angkatan uzur, untuk ikut menghadiri, meramaikan, atau bahkan ngriwuhi. Terimakasih, terimakasih dan terimakasih. Ijinkan pula saya pribadi, atau sekali lagi jika boleh mewakili saudara-saudaraku angkatan uzur, menyampaikan permohonan maaf, jika saja terdapat sesuatu dari kami yang kurang enak di hati, di hati siapa saja, atau bahkan jika ada yang salah dari kami, kami mohon maaf sebesar-besarnya.
Catatan ini, saya buat, lantaran keinginan berbagi kebahagian saja. Tak lebih. Kebahagiaan yang saya temukan di balik kegitan PULSA. Karena barangkali benar apa kata orang, bahwa sengsara itu tidak hanya ketika pribadi kita sedang terserang wabah, atau saat dirundung persoalan hidup, lebih dari itu, sengsara juga bisa berwujud kebahagiaan yang tersumbat mampat tak bisa dibagikan kepada kawan saudara. Begitulah kira-kira yang menggerakkan jemari saya hingga catatan ini lahir. Memang agak terlambat catatan ini baru muncul sekarang, sedang acara PULSA sendiri sudah dua mingguan yang lalu berlangsung. Tapi biarlah, keindahan bisa dinikmati kapan saja. Bukan begitu, kawan?
Baik, saya mulai. Terlepas dari yang khusus-khusus, secara umum kegiatan yang sasaran utamanya adalah mahasiswa baru Jurusan Sosiologi dan Antropologi ini berjalan lancar, dan juga sukses. Setidaknya itulah di mata saya, dan yang terpenting dalam catatan ini adalah bahwa di balik kegiatan yang dirancang oleh tangan-tangan kreatif para personil Hima Sosiologi dan Antropologi ini, melalui indera saya, nyatanya sangat kental dengan hal-hal membahagiakan. Ya, saya banyak menemukan keindahan dalam dua hari itu. Untuk meminimalisir missunderstanding, saya tekankan terlebih dahulu, bahwa keindahan di sini, adalah yang saya sendiri rasakan. Sederhananya, keindahan menurut saya. Karena bisa saja, indah bagi saya, tapi tak indah atau biasa saja bagi orang lain.